Rahim Pengganti

Bab 57 "Rencana Siska"



Bab 57 "Rencana Siska"

0Bab 57     
0

Rencana Siska     

"Loe kenapa di sini?" tanya Elang.     

Pria itu kaget ketika melihat Siska berada di depan apartemen nya di waktu yang tidak tepat. Di dalam sana, Elang sudah menyewa wanita malam. Playboy cap ikan teri itu, selalu menghabiskan waktunya bersama dengan beberapa wanita setiap hari nya.     

Salah satu yang menyebabkan Elang seperti ini, karena pernah kecewa dengan kehidupannya. Kedua orang tua yang bercerai, membuat Elang lebih memilih bersenang senang dengan wanita bayaran. Tidak pernah terbersit sedikit pun, untuk Elang mencoba berkomitmen.     

Siska masuk ke dalam apartemen Elang, gadis itu kaget ketika melihat seorang wanita yang hampir telanjang ada di sofa, keduanya saling menatap. Elang mendekati wanita nya, entah apa yang di bisik kan oleh pria itu hingga membuat sang wanita akhirnya menganggukkan kepala dan mulai pergi dari dalam sana.     

Saat di depan pintu, Siska dengan malasnya melihat adegan plus plus antara Elang dan wanita nya.     

"Loe kapan berubah sih kak," ucap Siska sembari meminun air mineral yang ada di dalam kulkas. Elang yang baru saja menutup pintu menyusul Siska duduk di meja dapur. Pria itu menatap Siska dengan tatapan biasa saja. "Emang gue power rangers, harus berubah segala? Loe kenapa di sini malam malam begini. Nanti Tante Ratih nyariin loe, anak kecil keluar malam malam gak jelas," ucap Elang.     

Mendengar ucapan itu membuat, Siska memutar matanya malas. Jika dengan Elang dia selalu saja sini, berbeda dengan Jodi yang selalu akur. Meskipun seperti itu, Siska selalu aman di dekat kedua nya.     

"Gue butuh bantuan loe kak."     

"Bantuan apaan? Loe mau hamil, boleh ayo gue bakalan bikin loe hamil," ucap Elang sekenannya. Mendengar ucapan itu, langsung membuat kepala Elang menjadi santapan empuk oleh Siska. Gadis itu menimpuk Elang dengan sendok yang ada di meja.     

"Aduh!!" pekik Elang. Siska hanya menatap pria itu dengan datar, mulut Elang selalu saja tidak ada filter saringannya. Membuat, orang orang yang tidak mengenal mereka akan mengira hal itu benar.     

"Mulut di jaga," jawab Siska.     

"Mulut gue emang seksi Siska, jadi kalau loe mau cium gue boleh kok," ucap Elang lagi.     

Siska menghela napasnya berat, wanita itu hanya menatap datar Elang yang sudah tertawa dengan bahagia saat melihat ekspresi wajah Siska yang begitu kesal dan marah.     

"Oke ... oke ada apa. Loe mau bicara apa, tidak mungkin tidak ada hal serius yang mau loe bicarakan. Silakan bicara ada apa."     

Siska hanya diam, gadis itu tiba tiba bingung harus memulai dari mana. Mata keduanya saling bertemu, membuat jantung Elang berdetak dengan hebat.     

"Gue mau loe culik Della."     

Mata Elang melotot tajam ketika mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Siska. Pria itu tidak menyangka dengan apa yang baru saja dirinya dengar, bagaimana bisa gadis yang terlihat polos ini bisa berpikiran seperti itu. Elang mendekat ke arah Siska mencoba memengang dahi adik dari temannya itu. Siska menepis tangan Elang, gadis itu menatap Elang dengan tatapan tajam.     

Keduanya masih saling diam, Elang mencoba mencernah setiap kata yang dia dengar tadi. Elang takut dirinya salah dengar hingga nanti nya menimbulkan kesalah pahaman, namun ketika diingat ingat lagi tidak ada kata yang salah.     

"Loe ngomong apaan sih. Bocah kecil ngomong culik culik, abis makan apaan sih, kok ngomong nya ngelantur gini," ucap Elang.     

Siska mendengus kesak, gadis itu sudah menebak akan seperti ini. Elang tidak akan mungkin percaya, karena memang selama ini keduanya tida begitu dekat.     

"Gue serius. Gue minta tolong loe untung bantuin gue culik Della. Gue yakin, semua yang terjadi sama Mbak Caca itu adalah ulah dari wanita murahan itu," ucap Siska sinis.     

"Yang sopan kalau ngomong, dia juga kakak ipar loe," tegur Elang. Meskipun Della jahat, tapi Elang tidak mau Siska bersikap kurang sopan dengan orang yang lebih tua. Apa lagi, hubungan Della dan Bian masih belum berakhir.     

"Bodoh!! Sopan sama orang seperti dia itu percuma aja. Jadi gimana loe mau, kan bantuin gue?" tanya Siska.     

"Kenapa loe bisa ngomong kayak gini?" tanya Elang.     

"Loe gak usah pura pura gak tahu deh kak. Gue tahu, kalau loe udah di suruh sama Mas Bian untuk mencari tahu tentang Della. Tentang kebusukan dia, kan? Jadi loe tinggal bantuin gue aja. Gue gak akan pernah terima, Mbak Caca dan keponakan gue dalam kondisi seperti ini," ucap Siska. Nada bicara gadis itu, sangat tidak suka ada kebencian dan amarah yang amat dalam. Elang bisa melihat hal itu, pria itu menatap ke arah depan.     

***     

Di sini lah Siska bersama dengan dua orang pria dewasa. Elang langsung menelpon Jodi, untuk segera datang ke apartemen nya. Jodi yang sudah berada di alam mimpi sepanjang jalan kesal namun, pria itu lebih kaget lagi ketika melihat ada Siska di dalam apartemen milik Elang.     

"Gue gak nyangka kalian masih belakang," ujar Jodi. Mendengar ucapan Jodi, Elang langsung melempar bantal sofa. Pria itu tahu maksud dari ucapan yang dilontarkan oleh Jodi.     

"Apaan sih kak. Loe kalau gak tahu apa apa mending diam aja," sahut Siska.     

"Wei selow selow selow. Jangan marah marah entar loe cepet tua," ucap Jodi. Pria itu tertawa dengan lepasnya sedangkan Elang dan Siska hanya menatap Jodi dengan tatapan datar.     

Melihat kedua orang itu, diam Jodi pun menghentikan tawanya pria itu langsung memasang raut wajah serius.     

"Jadi kenapa loe nyuruh gue datang ke sini Lang. Ini udah malam, dan gue baru aja mau mimpiin cewek cantik eh loe nelpon bikin gue kesel," gerutu Jodi.     

"Mimpiin aja bisanya, ngajak tidur gak bisa."     

Ucapan yang dilontarkan oleh Elangembuay Jodi terdiam. Apa yang diucapakan sahabatnya itu benar, Jodi terlalu lemah untuk melakuaknnya, pria itu masih memengang tradisi nikah dulu baru macem macem.     

"Terserah loe deh terserah. Jadi apa yang membuat gue harus ada di sini, dan ini curut satu juga. Jangan bilang kalian abis melakukan sesua ...,"     

"Gak usah mikir aneh aneh," potong Siska. Jodi mengangukkan kepalanya, pria itu juga tahu tidak mungkin Elang akan melakukan hal itu kepada Siska. Meskipun sahabatnya itu tidak pernah jauh dari wanita tapi Elang tahu batasannya.     

"Oke. Jelaskan," ucap Jodi.     

Elang mulai mengatakan apa yang menyebabkan dirinya memanggil Jodi, pria terkejut dengan ucapan Elang dia tidak menyangka dengan apa yang direncanakan oleh Siska. Sedang setelah Elang menjelaskan, Siska lalu mengatakan banyak hal kepada mereka menyusun beberapa rencana untuk bisa mengungkap semuanya. Siska tidak hanya mengungkap mengenai Della di depan Bian namun, di depan banyak orang.     

Gadis itu akan menghancurkan Della sehancur hancurnya, skandal yang Della lakukan harus dibongkar di ranah publik. Gadis itu tidak terima dengan apa yang sudah terjadi menimpa Carissa.     

"Loe mafia cilik. Gue yakin, kalau Bian tahu rencana ini dia juga syok. Adiknya memiliki otak kriminal yang bikin gila," ujar Jodi. Pria itu tidak menyangka dengan hal tersebut, Siska yang terlihat baik ternyata tidak sebaik itu.     

"Gue gak mau orang yang gue sayang di sakiti. Mbak Caca sudah seperti kakak kandung gue sendiri. Apa lagi sejak menikah dengan Mas Bian, banyak perubahan yang terjadi. Kalian berdua juga tahu kan? Jadi itulah kenapa gue gak terima hal ini, ada nyawa keponakan gue yang jadi taruhannya. Gue gak tahu, apa lagi yang akan dilakukan wanita itu untuk merusak semuanya."     

Jodi dan Elang setunu dengan ucapan Siska. Mereka tidak tahu, rencana apa lagi yang akan dilakukan Della. Hari ini saja mampu membuat mereka syok saat tahu apa yang sudah terjadi.     

###     

Selamat membaca, dan sehat terus buat kalian semua yaa. Love you guys.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.